Contoh Rencana Pelaksanaan Layanan BK RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN KONSELING
Sekolah :SMP..........
Kelas/ Semester : VII/........
Mata Pelajaran : Bimbingan dan Konseling
Jumlah Pertemuan : 1x Pertemuan
STANDAR KOMPETENSI :
• Mencapai pemahaman tantang bakat, kemampuan dan prestasi
KOMPETENSI DASAR :
• Siswa mampu menggali bakat dan kemampuan guna mencapai prestasi
INDIKATOR :
1. Dapat menggali bakat dan kemampuan yang dimiliki
2. Dapat mengembangkan secara optimal bakat dan kemampuan yang dimiliki
3. Mampu mengukir prestasi dari bakat dan kemampuan tersebut
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah berakhirnya pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat :
1. Mengetahui bakat dan kemampuan yang dimiliki.
2. Mempu mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki kearah yang positif.
3. Mampu menciptakan prestasi yang membanggakan melalui bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Materi Layanan :
1. Bakat kemampuan dan prestasi
2. Faktor-faktor yang memengaruhi bakat dan prestasi
3. Cita-cita
4. Faktor-faktor yang memengaruhi cita-cita
Alokasi Waktu : 1 x 30 menit
Metode Layanan :Ceramah dan Tanya Jawab
Kegiatan Layanan :
1. Kegiatan Awal
a. Mengucapkan salam, mempersiapkan materi, dan mengabsen siswa.
b. Menyebutkan tujuan layanan siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
Guru menjelaskan tentang bakat kepada siswa dengan mengeksplor pengetahuan siswa tentang bakat dan kemampuan.
b. Elaborasi
Siswa diberikan tugas dengan :
Menjawab pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan bakat.
c. Konfirmasi
Guru memberi tanggapan tentang hasil kerja siswa.
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan kesimpulan atas materi yang disampaikan.
b. Memberi motivasi.
c. Mengucapkan salam penutup.
Penilaian Layanan
a. Memperhatikan keaktifan siswa selama proses layanan berlangsung
b. Memberikan layanan kembali kepada siswa yang belum tuntas
Sumber Materi :Bimbingan Konseling untuk SMP, modul BK SMP MKG
Uraian Materi :
Aku Melihat Bakat
1. Bakat, Kemampuan, dan Prestasi
Menurut bahasa, Bakat adalah Dasar (kepandaian, sifat, dan bawaan) yang dibawa dari lahir.Sedangkan menurut Bennet, (1952) Bakat adalah kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau serangkaian respon melalui latihan-latihan. Bakat merupakan potensi, sehingga tanpa pengembangan yang berarti (internal dan eksternal) tidak akan menjadi suatu prestasi. Sebaliknya pengembangan yang sangat berarti sekalipun tidak akan optimal kalau diberikan kepada seseorang yang tidak memiliki bakat yang memadai. Keduanya bisa mencapai prestasi optimal bila ada kesesuaian.
Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan).Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan.
Ada pula pendapat lain menurut Akhmat Sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu tindakan. Seorang pakar pendidikan dari
Utami Munandar (1977) melalui penelitiannya di Indonesia menyebutkan ciri-ciri kepribadian dari kreativitas yang dianggap oleh orang Indonesia, yaitu:
a. Mempunyai daya imajinasi kuat
b. Mempunyai inisiatif
c. Mempunyai minat luas
d. Mempunyai kebebasan dalam berpikir
e. Bersifat ingin tahu
f. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru
g. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat
h. Penuh semangat
i. Berani mengambil resiko
j. Berani berpendapat dan memiliki keyakinan
Ciri-ciri inilah yang perlu dikembangkan pada anak muda Indonesia agar disebut sebagai Manusia yang Kreatif. Dan jika sepuluh ciri-ciri ini dibarengi dengan kemampuan inteligensi yang da diatas rata-rata serta kemampuan untuk terikat dalam tugas, maka ia akan menjadi Manusia Berbakat, dank arena sifat-sifatnya itu disebut pula sebagai Manusia Unggul.
Prestasi secara bahasa adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan) (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia.hal. 787. 1994. Perc.Balai Pustaka Jakarta). Keluhan malas belajar atau dkurang bergairah untuk belajar acepkali kita dengar di sekitar kita pada mereka yang masih sekolah, dan kita tidak segan-segan untuk memberi label pemalas pada mereka yang sadar melakukan kegiatan itu pada umumnya terlihat bahwa PR yang diberikan guru tidak dibuat atau baru dibuat di sekolahan pada hari itu, sehingga murid bisa juga bersikap masa bodoh atau kurang acuh pada pelajaran yang diberikan pada waktu ujian atau ulangan tinggal beberapa hari lagi.
Kondisi malas, kurang bergairah, atau kurang berhasrat ini disebabkan kurangnya motivasi belajar.Motivasi dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu disposisi untuk mencapai suatu tujuan yang dapat memberikan kepuasan apabila berhasil dicapai. Dalam kaitannya kegiatan belajar, motif yang berperan di sini adalah : motif berprestasi. Motif berprestasi menurut Mc.Clelland (1976) adalah motif yang mengarahkan laku seseorang dengan titik berat pada bagaimana prestasi tersebut dicapai.Motif inilah yang mendorong individu untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu standar keuggulan tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bakat dan Prestasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa diuraikan sebagai berikut ini:
a. Faktor kecerdasan
Biasanya, kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional matematis.Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya.
b. Faktor bakat
Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bagi seorang siswa, bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa yang berbakat dalam bidang ilmu sosial, ada yang ilmu pasti. Seorang siswa ketika akan memilih bidang pendidikannya, sebaiknya memperhatikan aspek bakat yang ada padanya. Untuk itu, sebaiknya bersama orang tuanya meminta jasa layanan psikotes untuk melihat dan mengetahui bakatnya.Sesudah ada kejelasan, baru menentukan pilihan.
c. Faktor minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu.Perhatian adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, seorang siswa harus menaruh minat dan perhatian yang tinggi dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan minat dan perhatian yang tinggi, kita boleh yakin akan berhasil dalam pembelajaran.
d. Faktor motif
Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, kalau siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik bagi prestasi belajarnya.
e. Faktor cara belajar
Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.
Cara belajar yang efisien sebagai berikut:
1. Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.
2. Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima.
3. Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasainya dengan sebaik-baiknya.
4. Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal.
f. Faktor lingkungan keluarga
Sebagian waktu seorang siswa berada di rumah.Orang tua, dan adik kakak siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya.Oleh karena.itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, membimbing dan memberi teladan yang baik kepada anaknya.
g. Faktor sekolah
Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.
Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi perorang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib disiplin.Maka, kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran. Keadaan ini diharapkan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.
3. Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran seseorang.Keinginan, harapan, maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian, cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup yang akan datang. Cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.
Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung atas tiga faktor. Pertama, manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakannya; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi cita-cita
a. Faktor Manusia
Untuk mewujudkan cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusianya sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat mencapai cita-citanya, atau dengan kata lain, manusia seperti itu akan berkhayal saja.
b. Faktor Kondisi
Pada umumnya ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi tercapainya cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan yang menghambat.Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
c. Faktor Tingginya Cita-Cita
Tingginya cita-cita merupakan salah satu hal yang harus dipegang oleh seorang manusia yang ingin menggapai cita-citanya. Bung Karno pernah menganjurkan agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang diangkasa. Tetapi, sesorang tidak menelan kata-kata begitu saja, banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum menentukan bagaimana tingginya cita-cita yang ingin dicapainya.Bagaimanakah faktor manusianya?Mampukah yang bersangkutan mencapainya?Bagaimanakah faktor kondisinya, mungkinkah hal itu?Apakah dapat merupakan pendorong ataukah penghalang?
Sementara itu, ada lagi anjuran agar seseorang menempatkan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya.Pepatah mengatakan “bayang-bayang setinggi badan”, artinya untuk mencapai cita-cita seseorang hendaknya menyesuaikan dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidamkan. Pada mulanya, dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilaluinya.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu saja, masyarakat dan bangsa memiliki cita-cita juga.Cita-cita suatu bangsa juga merupakan keinginan atau tujuan bangsa. Misalnya, bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran akan bercita-cita mensejahterakan masyarakat.
Komentar
Posting Komentar