TITIK TEMU WAHABI DAN NU
Resensi Buku Terbaru Prof.DR.Ali Mustafa Ya’qub “الوهابية ونهضة العلماء اتفاق في الأصول لا اختلاف
Apr 26, 2015 Ainur Rohma Resensi Buku / Terjemahan 0
Wahhabiyah dan Nahdlatul Ulama’
Titik Temu Nu dan Wahhabiyah
Buku bersampul warna hijau segar dengan logo Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’ serta lambang Negara Saudi Arabiah bertuliskan lafadz “La Ilaaha Illallah” dengan gambar pedang di bawahnya ini beliau dedikasikan untuk Negara Indonesia tercinta, Negara serta pemerintahan Jazirah Arabiyah di mana sang penulis Prof.DR.Ali Mustafa Ya’qub menimba ilmu di sana begitu juga ribuan dari generasi Nahdlatul Ulama’ telah banyak menuntut ilmu di sana. Baik di Universitas Malik Saud di Riyadh, Universitas Islam Madinah, Universitas Ummul Quro Makkah, Universitas Al Malik Abdul Aziz di Jeddah, dan Universitas Islam Al Imam Muhammad Ibn Saud di Riyadh tempat sang penulis memperoleh gelar Licence jurusan Syariah tahun 1980 M/1400 H. Dan memperoleh syahadah Magister bidang Tafsir Hadist di Universitas Al Malik Saud tahun 1985 M/ 1405 H.
Buku kecil dalam berbahasa arab dikenal kenal sebutan “Kutaib” ini ditulis dengan bahasa arab terdiri dari 104 halaman dengan 12 pokok pembahasan termasuk di dalamnya muqoddimah, khulashoh (ringkasan) dan tausiyah serta penutup. Diterbitkan oleh Maktabah Dar As Sunnah 2015 M/ 1436 H
Di antara pokok pembahasan kitab tersebut adalah :
1. Pengertian Wahhabiyah
2. Pengertian Nahdlatul Ulama’
3. Sebab-sebab “kegersangan” anatar Wahhabiyah dan Nahdliyyah
4. Kedudukan dan keterikatan antara Kerajaan Saudi Arabiyah dan Indonesia
5. Point- point persamaan antara Wahhabiyah dan Nahdlatul Ulama’
6. Bertawassul dengan menyebut nama Muhammad SAW dalam berdoa
7. Point-point perbedaan dan karakteristiknya
8. Menyatukan barisan muslimin
9. Realita dan kenyataan antara Nahdlatul Ulama’ dan Wahhabiyah
10. Ringkasan dan wasiat
11. Penutup
Sebagaimana telah beredar di media cetak tulisan beliau di Koran Republika pada Jum’at 12 Februari 2015 merukunkan Wahabi dan NU yang berjudul “Titik Temu Wahabi dan NU” dan heboh di dunia maya dengan berbagai komentar dan argument dari rekan maupun oposisi, namun tulisan tersebut tidak lain tidak bukan bertujuan menyatukan umat islam yang saat ini menghadapi gempuran perpecahan dari musuh islam eksternal maupun internal.
Sehingga pada pertemuan kami dengan beliau pada tanggal 22 April kemarin di Villa Aquarius Orange Bogor beliau ditanya oleh salah seorang kawan menanggapi balasan dan jawaban atas tulisan beliau di Republika yang dibantah oleh seseorang aktifis di dunia maya (saya juga lupa namanya) dengan enteng beliau menjawab “ya kalau kita mencari titik beda terus lah kapan ketemunya?”.
Dalam buku tersebut beliau mengutip kata-kata mbah KH.Hasyim Asy’ari yang berbunyi
“ومن هنا علم أن الإمام ابن تيمية صار متهما بالسوء لادعاء من ينتمي إليه وهو بريئ منه”
Yang artinya : “dari sinilah diketahui bahwa Imam Ibnu Taimiyah dituduh dengan kejelekan karena tuduhan orang-orang yang menisbatkan qoul kepada beliau, padahal beliau lepas/terbebas dari tuduhan itu”.
Dan juga kutipan favorit beliau dari kata-kata Ibn Utsaimin
“نحن لا نحب أن نلزم غيرنا بما نرى، لأننا إذا ألزمنا غيرنا بما نرى فقد أوضعنا أنفسنا في غير موضعها. وضعنا في مرتبة العصمة والخطأ لغيرنا”
Artinya : “kami tidak suka memaksakan orang lain untuk sependapat mengikuti apa yang kita argumentasikan,karena kalau kita mewajibkan orang lain sependapat dengan kita maka sungguh kita telah menempatkan diri kita tidak pada tempatnya, menempatkan diri kita sendiri pada derajat ‘ishmah (terbebas dari kemaksiatan) serta menyematkan kesalahan pada selain kita”.
kutipan tulisan back cover yang telah saya terjemahkan
“Merupakan hal yang urgen bagi umat islam terutama saat-saat ini bersatu merapatkan barisan dan menyatukan kata menghadapi berbagai macam tantangan yang bisa merusak eksistensi kaum muslimin serta aqidah islamiah
Semuanya itu tdk akan bisa terwujud kecuali dengan Kembali kepada Allah SWT dan Rasul Nya serta memegang erat pada pokok-pokok persatuan
Diantara kelompok islam terbesar di dunia ini adalah Wahhabiyah di saudi dan kelompok NU di indonesia
Faktanya musuh-musuh islam senantiasa berusaha memecah belah keduanya dan mengobarkan bara api antara pengikut kedua klompok tsb. Namun Allah menolong keduanya.
Bagaimana bisa begitu? Apa penyebabnya?
Baca buku hijau seger ini anda akan temukan jawabnya”
Ahad, 26 April 2015 Paradise Park, Sepatan Tanggerang
Ainur Rohmawatin
Komentar
Posting Komentar