Hikmah Di Balik Perang Badar

“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (QS Ali Imran [3]: 123). Badar Nama suatu tempat yang terletak antara Makkah dengan Madinah yang terdapat mata air. Tempat ini menjadi pemberhentian sekaligus perlintasan kendaraan, baik yang menuju Makkah atau Jeddah, maupun yang kembali ke Madinah. Jaraknya sekitar 148 kilometer (km) dari Madinah. Jika melakukan perjalanan ke sana dari Jar di pantai Laut Merah, menghabiskan waktu satu malam. Di lokasi inilah terjadi perang Badar. Penyebab Perang Badar 1. Pengusiran Kaum Muslimin dari Kota Makkah Kaum muslimin selalu mendapatkan teror dan pengusiran oleh kaum musyrikin. Tak jarang, umat Islam ditindas dan dizalimi. Bahkan rumah dan harta benda mereka dirampas. 2. Penindasan Terhadap Umat Islam Walaupun sudah hijrah ke Madinah, kaum kafir Quraisy masih suka mengganggu dan menindas umat Islam. Kaum Muslim yang berdagang dizalimi dan disiksa. Barang dagangannya dirampas. 3.Pelajaran kepada Quraisy Sebagai balasan atas kekejaman dan kezaliman yang dilakukan kaum kafir Quraisy, maka Rasul mempersiapkan umat Islam untuk memberi pelajaran kepada kafilah dagang Quraisy. Waktu Peristiwa Perang Badar itu terjadi pada Jumat, 17 Ramadhan 2 H, atau bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi. 2.Semangat Perang Badar, Ketika Kualitas Mengalahkan Kuantitas Perang Badar merupakan salah satu ajang jihad yang terjadi pada masa Rasulullah SAW. Pertempuran ini pecah pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi. Dengan jumlah pasukan yang jauh lebih kecil, yakni 313 personil, kaum Muslimin unggul melawan kaum musyrik yang berjumlah 1.000 orang. Terkait itu, pakar ilmu hadist KH Ahmad Luthfi Fathullah menuturkan, Perang Badar merupakan salah satu bukti kemahakuasaan Allah SWT. Sang Pencipta menurunkan para malaikat-Nya sebagai pasukan tambahan dalam menolong kaum Muslim di Lembah Badar saat itu. Ada banyak riwayat yang menyebutkan, banyak kekuatan dan pasukan yang datang tiba-tiba dan kemudian menghilang begitu prajurit musyrikin kocar-kacir kembali ke Makkah. Semangat perang Badar ini menunjukkan, bahwa kelompok perang yang kecil melawan yang besar, tapi bisa menang berkat pertolongan Allah SWT. Selain itu, Perang Badar juga dapat dikenang sebagai bentuk ujian terhadap keimanan kolektif umat Islam. Ujian dapat berupa macam-macam. Mulai dari yang samar-samar hingga harfiah, yakni serangan dari musuh. Sebelum Perang Badar dimulai, Nabi Muhammad SAW sempat bermunajat kepada Allah SWT. Beliau memohon kepada-Nya agar memenangkan kaum Muslimin atas kaum musyrikin. Selain itu, Rasulullah SAW dan kaum Muslimin juga menyusun siasat. Mereka saling bermusyawarah hingga disepakati poin-poin strategi, terutama terkait sumber pasokan makanan, air, dan posisi pasukan. Atas saran dari sahabat, Rasulullah SAW kemudian mengikuti strategi menutup sumber air di beberapa titik di sekitar Lembah Badar. Tujuannya agar kaum musyrikin Quraisy tidak mudah mendapatkan sumber air, sedangkan kaum Muslimin memeroleh akses air secara lancar. Pecahnya Perang Badar tidak berarti ada kehendak menyerang dari pihak Muslimin. Pada faktanya, saat itu kaum musyrikin Makkah merampas banyak harta dan rumah kaum Muslimin yang hijrah ke Yastrib (Madinah). Maka ketika kafilah-kafilah dari Makkah berangkat ke Syam (Suriah), informasi itu tiba ke Rasulullah SAW. Nabi SAW dan kaum Muhajirin lantas berupaya menghadang kafilah yang sejatinya membawa barang-barang kepunyaan orang Islam. Dapatlah dipetik hikmah, bahwa Islam bukanlah agama yang ofensif. Agama ini semata-mata memiliki prinsip mempertahankan diri atau defensif. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tidak boleh mundur dalam sebuah perjuangan. Ketika diganggu, maka kaum Muslimin mesti menegaskan sikap. Kemenangan dalam Perang Badar membawa semangat kepercayaan diri terhadap umat Islam. Mereka juga meyakini sepenuh hati, kemenangan itu semata-mata karena pertolongan dan anugerah dari Allah Ta'ala. Karena itu, jangan ragu untuk berjuang dalam kebenaran dan bukan kemungkaran. Perjuangan agama itu yang hakiki. 3. Refleksi Geliat Kaum Muslimin Yang Sebelumnya Tertindas Kaum Musyrikin Perjuangan Rasulullah SAW untuk menegakkan Islam tidak dilalui dengan mudah. Berbagai suka duka dilewati, termasuk berbagai perang sebagai bentuk pembelaan diri kolektif. Salah satu pertempuran besar dan yang begitu menentukan dalam sejarah terjadi di Lembah Badar. Perang Badar--demikian namanya--terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah (setara 13 Maret 624 Masehi). Dalam perang ini, kaum Muslimin yang berjumlah 313 orang memetik kemenangan dari kaum Musyrikin yang jumlahnya lebih dari tiga kali lipat. Ada banyak hikmah dari peristiwa historis ini. Perang Badar merupakan refleksi dari geliat kaum Muslimin yang sebelumnya ditindas kaum Musyrikin. Setelah kaum Muslimin hijrah ke Yastrib (Madinah), banyak harta dan rumah mereka yang lantas dirampas kaum musyrik Quraisy. Sebenarnya, umat Islam kala itu tidak berniat perang. Mereka saat itu berbondong-bondong keluar dari Madinah ke Badar untuk menghadang kafilah Quraisy yang membawa barang-barang hasil rampasan dari kaum Muhajirin. Sebab, sejatinya itu masih harta mereka, bukan kaum musyrikin itu. Adapun kafilah Quraisy tadi hendak berdagang ke Syam (Suriah). Namun, kaum Quraisy ternyata mendengar kabar rombongan Muslimin itu, sehingga menyangka akan terjadi perang. Para pemuka musyrikin di Makkah lantas menyiapkan balatentara untuk menekan Madinah. Menghadapi rongrongan militer kaum musyrikin itu, Nabi Muhammad SAW mengadakan musyawarah. Akhirnya, baik kaum Anshar maupun Muhajirin sepakat untuk bersatu-padu membentuk pasukan untuk menghadapi balatentara musyrikin. Allah SWT menolong kaum Muslimin dalam Perang Badar melalui beberapa hal. Pertama, turunnya hujan, sehingga memudahkan kaum Muslimin. Kedua, mereka saat itu diberi waktu yang cukup untuk tidur, sehingga cukup energi dan kembali bugar saat bangun. Ketiga, adanya strategi yakni beberapa sumur diurug terlebih dahulu, supaya kaum musyrikin tidak mendapat jatah air. Di sini, ada usaha lahiriah dan batiniah. Allah tidak akan memberikan kesuksesan kepada seseorang kecuali orang itu telah melakukan usaha lahiriah, sehingga orang itu pantas menang. Saat perang Badar, kaum muslimim membawa senjata seadanya. Secara kasat mata, mereka sangat mungkin kalah. Namun berkat pertolongan Allah, kaum Muslim akhirnya menang. Pada waktu berkecamuk perang, seperti dituturkan berbagai sirah nabawiyah, Allah menurunkan malaikat sebagai bala bantuan kepada umat Rasulullah SAW. Usai perang, 70 orang musyrikin menjadi tahanan kaum Muslimin. Dari kisah perang Badar ini, ada hikmah yang dipetik. umat Islam harus menunjukkan baik usaha lahiriah maupun batiniah. Saat itu, Nabi SAW terus berdo'a di tendanya di malam hari. Bahkan, Nabi SAW berdoa sambil berdiri. Dari kisah Perang Badar pula, ada hikmah yakni segala kesuksesan dan kemenangan mesti melalui usaha yang serius. Karena tidak ada rezeki yang langsung turun dari langit. Maka berdoalah kepada Allah bahwa ia sedang berusaha mencari rezeki. Semua kesuksesan itu pada akhirnya bermuara pada anugerah Allah SWT. Hikmah lainnya ialah, ternyata kelompok yang berjumlah kecil dapat mengalahkan kelompok besar atas izin Allah. Karena itu, dia mengingatkan agar kaum Muslimin tidak berputus asa dalam berjuang. Demikian pula, jangan terlena oleh banyaknya kuantitas. Berfokuslah pada peningkatan kualitas. Umat Islam hendaknya memiliki keteguhan hati dan keikhlasan dalam berjuang di jalan Allah. Kita juga harus berpikir bagaimana menyatukan dunia Islam, kita perlu mengevaluasi kaum Muslimin agar tidak menjadi seperti minoritas yang tertindas. Padahal seharusnya, mayoritas memiliki kekuatan. 4. Keteguhan Hati Umat Islam di Perang Badar Sebelum Perang Badar terjadi, kaum Muslim Madinah dan penduduk Makkah sebenarnya sudah beberapa kali terlibat konflik bersenjata skala kecil. Ketegangan antara kelompok masyarakat di Makkah dan Madinah ini terjadi akibat serangan umat Islam di Madinah pada rombongan dagang kaum Quraisy. Umat Islam Madinah yang sebelumnya berasal dari kaum Quraisy Makkah berpendapat, penyerangan terhadap rombongan dagang dari Makkah sah dilakukan karena kaum Quraisy Makkah telah mengusir mereka dan menjarah barang-barang yang mereka tinggalkan di Makkah. Pada akhir tahun 623, aksi penyerangan terhadap para pedagang Makkah ini makin sering dilakukan. Puncaknya, terjadi menjelang pertempuran Badar. Saat itu, umat Islam Madinah mendengar kabar mengenai rencana kedatangan kafilah dagang kaum Quraisy dari Syam, yang berada di bawah perlindungan pasukan Abu Sufyan bin Harb. Mendapat informasi tersebut, sahabat Rasulullah SAW, Hamzah, meminta izin untuk membalas perlakuan orang kafir Quraisy. Saat itulah, turun ayat 39-40 Surah Al Hajj yang memberikan izin pada kaum Muslimin untuk berperang jika mereka dizalimi. Mendapat wahyu ini, Rasulullah pun memimpin sendiri pasukannya untuk melakukan pengadangan. Dengan pasukan yang terdiri atas 313 orang dan 2 ekor unta, mereka menuju suatu tempat bernama Shafra ( di luar Kota Madinah). Namun upaya pencegatan pasukan Muslimin ini tercium oleh Abu Sufyan, sehingga dia mengambil rute kembali ke Makkah dengan melalu jalur tepi laut. Semen tara, kaum musyrikin Quraisy yang mendapat kabar rombongan Abu Sufyan dihadang pasukah Rasulullah mengirimkan bantuan dengan mengirim 1.000 orang. Pasukan ini dipimpin oleh Abu Jahal. Rasulullah SAW dan para saha bat yang mendapat kabar Abu Sufyan sudah sampai Makkah dan kaum Quraisy mengirimkan pasukan, tidak mengurungkan perjalanan. Tapi bertekad menghadapi pasukan yang dipimpin Abu Jahal. Keteguhan hati umat Islam untuk bertempur melawan pasukan AbuJahal yang lebih besar ini lah yang berbuah kemenang Terkait pertempuran ini, Allah ber firman. Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu, bertawakallah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Ingat lah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)? Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menye rang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. (QS Ali Imran 123-125)

Komentar

Postingan Populer